Pembangkitan Listrik
Media sharing seputar pembangkit listrik
Search This Blog
Friday, October 26, 2012
Thursday, August 9, 2012
Pengoperasian HSD Fuel Oil Supply pump
(Hubungan Arus motor dan Pressure outlet pompa)
PLTU Pacitan yang
berkapasitas 2 x 315 MW dilengkapi dengan HSD fuel oil supply pump yang
digunakan memompa HSD (High Speed Diesel) untuk awal pembakaran (firing)
sebelum menggunakan bahan bakar Batubara. Bahan Bakar HSD digunakan sampai
beban unit 60 ~ 100 MW, setelah beban unit diatas 100 MW, bahan bakar untuk
pembakaran di Furnace menggunakan bahan bakar Batubara.
Sebagai operator sekiranya
perlu untuk mengetahui karakteristik atau cara pengoperasian pompa HSD.
Spesifikasi HSD fuel oil
supply pump:
Pompa
Model:
Multi Stage pump 65AY50X9, Q=17.5
m3/h, H=470mH2O
65AY50X9,
Q=17.5 m3/h, H=470mH2O
Motor
Model:
YB280S-2-TH, 75kW, 380V
YB280S-2-TH 75Kw,380v
Dibawah ini adalah data
bukaan Control Valve (CV) resirkulasi pompa, Arus motor (I) dan Tekanan outlet
pompa (P). Data dibawah ini
diambil saat melakukan start up HSD Oil Pump.
Dari data diatas dapat di buat grafik hubungan antara bukaan
Control Valve (CV) resirkulasi pompa, Arus Motor (I) dan tekanan outlet pompa
(P), seperti grafik dibawah ini :
Dari grafik di atas dapat di
artikan :
> Sebelum start bukaan CV resirkulasi >75%
> Setelah discharge valve pompa full open, CV resirkulasi
mulai di atur
> Untuk mengatur current pompa dan pressure discharge pompa
> Berdasarkan data diatas, semakin CV resirkulasi ditutup
maka current pompa akan semakin turun
dan pressure discharge pompa semakin naik
> Parameter pompa akan sebaliknya jika CV resirkulasi semakin
di buka
> Atur CV resirkulasi sedemikian rupa sesuai kebutuhan
sehingga di dapat parameter kerja :
Pressure Discharge : 3,4 ~ 3,6 Mpa
Current pompa : 115 ~ 120 A
Kesimpulan
Pada
dasarnya dalam pengoperasian suatu peralatan contohnya pompa, yang perlu di
monitor adalah pressure (tekanan) outlet pompa dan motor penggerak pompa
bekerja dengan aman dalam arti tekanan pompa dan arus motor bekerja dalam
batasan operasi.
Karakteristik
pompa HSD dengan tipe pompa multi stage yang ada di PLTU Pacitan mempunyai
karakteristik bahwa tekanan outlet pompa berbanding terbalik dengan arus motor
penggerak pompa.
Dengan
mengetahui karakteristik pompa ini maka dengan mudah kita mengambil tindakan
apabila terjadi permasalahan saat akan mengoperasikan pompa maupun saat pompa
telah beroperasi.
Demikian ulasan singkat mengenai pengoperasian pompa HSD
semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.
Selamat Bekerja,……………
Sunday, August 5, 2012
Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah suatu
tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga
kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap.
Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi
pada orde pecahan detik dan tidak terkontrol.
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir
paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian
digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk
penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium
sebagai bahan senjata nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir,
dan sering dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa
kalangan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir
merupakan cara yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi
merupakan teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir.
Ada beberapa piranti lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di
dalamnya pembangkit
thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang
membangkitkan panas dan daya dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif
pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch
fusor, di mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk
menghasilkan radiasi neutron.
Friday, August 3, 2012
KOMPRESOR (VARIABEL INLET GUIDE VANE / VIGV SYSTEM)
FUNGSI SYSTEM
Pada Kompressor Gas Turbin GT 13 E 2 dilengkapi dengan Variabel Inlet Guide Vane (VIGV) dengan tujuan :
- Mempercepat prose start up gas turboset dan juga mempercepat proses pembentukan energi listrik.
- Mereduksi emisi NOx dengan jalan mengoptoimalkan perbandingan antar udara dan bahan baker.
- Mengatur pasokan udara yang menuju compressor untuk memenuhi persyaratan siklus Termodinamika.
- Memungkinkan untuk mengontrol beban saat 60 % beban dan beban maksimum.
KOMPONEN
Komponen utama VIGV System :
- Inlet guide vane row (52 vanes) dengan pengatur ring
- Linier Amplifier (hydraulic silinder.
- Pilot proporsional valve untuk linier amplifier.
- Peralatan safety
DISKRIPSI FUNGSI
Posisi
angular pada row VIGV bertujuan untuk mengatur udara yang mengalir ke
compressor axial saat start up dan beban penuh. Row disebut juga “zero”
stage compressor yang dihubungkan pada adjustment ring melaluim tie rod.
Adjusment ring di pasang pada compressor housing pada sisi inlet udara
sehingga bisa bergerak melingkar mengelilingi compressor housing. Itu
digerakan oleh linier amplifier yang dihubungkan dengan power oil
system.
Pilot
proporsional valve mengatur posisi dari linier amplifier dimana secara
tidak langsung memonitor juga posisi/sudut VIGV row. Proportional valve
memperbolehkan VIGV row bergerak sembarang posisi diantara posisi
membuka dan menutup. Posisi angular VIGV row dan posisi piston
proportional valve di monitor oleh converter electric. Posisi
proporsional valve secara automatis di set pada siklus tertutup oleh
sinyal electric melalui amplifier card dari EGATROL.
SISTEM OPERASI
Ada beberapa mode operasi pada VIGV system, antara lain :
START UP
Berdasarkan
grafik diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum gas turbin start posisi
VIGV adalah tertutup (- 65º ). Saat rotor gas turbin start, VIGV mulai
terbuka menuju posisi 0º. VIGV tetap pada posisi terbuka saat gas turbin
melakukan proses purge (pembersihan). Setelah proses purging selesai
dan ketika step ignition, posisi VIGV pada posisi start up yaitu bukaan
-30º dan tetap pada posisi tersebut sampai putaran gas turbin mencapai
3000 rpm
NORMAL OPERASI (LOAD OPERATION)
Untuk
mengontrol beban pada saat beban antara beban minimum dan 65% beban
relative adalah dengan cara menaikan temperature turbin, untuk itu VIGV
dijaga pada posisi idle. Sedangkan saat beban antara 65% beban relative
sampai beban maksimum, VIGV dibuka penuh untuk menambah aliran massa
udara pada gas turboset.
SHUT DOWN
Pada
saat shutdown, persyaratan operasi VIGV berlawanan dengan saat operasi
start up. Berdasarkan grafik dibawah ini dapat dijelaskan bahwa saat
beban gas turbin turun pada 65 % relative beban maka posisi VIGV adalah
posisi seperti star up yaitu buka dengan sudut -30º. Posisi ini
dipertahankan selama beban turun, waktu pendinginan dan shut down sampai
putaran rotor mencapai 35 rpm. Setelah itu VIGV menutup penuh sampai
putaran rotor mencapai 0 rpm.
ROTOR BARRING
Pada saat Rotor Barring operasi, posisi VIGV menutup penuh.
COMPRESSOR Off Line Washing
Compressor
Off Line Washing adalah proses pencucian compressor untu meningkatkan
unjuk kerja dari kompresor. Pada proses ini terdapat proses Sprying dan
Drying. Pada proses Sprying, posisi VIGV adalah buka penuh. Sedangkan
saat proses Drying , posisi VIGV menutup dan kondisi idle.
STANDSTILL of Gas Turboset
Pada mode operasi ini, variable guide vane row pada posisi menutup penuh.
PERALATAN PENGONTROL
Perubahan
sudut pada VIGV dikontrol oleh 2 peralatan yang dinamakan Agle
Transmitter yang langsung mengirim sinyal ke Operator Station. Angle
Tranmitter dipasang langsung pada shaft penggerak vane. Apabila deviasi
perubahan sudut terlalu besar terhadap perubahan sudut yang diijinkan
maka Angle Tranmitter akan mengirimkan alarm. Protection Load Shedding
(PLS) akan aktif apabila terjadi perbedaan sudut actual dan sudut
setting yang terlalu besar. Posisi actual transmitter akan dibandingkan
dengan setting angka yang diberikan oleh EGATROL, apabila perbedaan
terlalu besar maka PLS akan aktif.
KESALAHAN OPERASI DAN PENYEBABNYA
Kesalahan yang mungkin terjadi :
Penyebab : Electric controller dan angle transmitter tidak bekerja dengan baik.
Penanganan : Periksa semua peralatan baik mekanik atau elektrik sampai gas turbin dan VIGV pada kondisi normal operasi.
COOLING AND SEALING AIR SYSTEM di PLTG
Sistem Pendingin dan Perapat udara mempunyai tugas :
- Mendinginkan rotor dan shaft.
- Melindungi bagian-bagian atau spare part yang panas terutama pada ruang baker, vanes dan blade.
- Sebagai perapat pada inlet compressor untuk mencegah uadara yang tidak tersaring oleh filter masuk ke dalam compressor.
- Sebagai perapat bagian bearing untuk mencegah udara panas masuk kebagian dalam bearing.
Pendingin
udara yang diambil dari stage compressor aksial yang berbeda-beda dan
dari sisi buang compressor di alirkan kembali ke aliran udara panas.
Tekanan
udara pendingin pada sisi ekstraksi selalu lebih tinggi dari pada sisi
hisap/masuk sehingga mencegah terjadinya aliran balik.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA SISTEM
- Sistem udara pendingin dan perapat MBH31 untuk bagian gas buang turbin untuk mencegah masuknya udara panas ke dalam bearing.
- Sistem udara pendingin MBH32 untuk stage 4 dan 5 pada turbin
- Udara pendingin dan perapat MBH34 untuk annular combustor
- Sistem udara pendingin MBH34 untuk dudukan vane pada stage 1 dan 2 dari vane turbin
- Sistem udara pendingin MBH34 untuk stage 1, 2, dan 3 dari blade turbin
- Sistem udara perapat MBH 35 untuk sisi inlet compressor
- Peralatan safety dan monitor.
Gambar 1 Pemipaan dan aliran Udara Pendingin dan Perapat
DESKRIPSI SISTEM
Sistem Udara Perapat MBH 35 Untuk Bagian Inlet Kompressor
Udara
perapat untuk bagian inlet compressor diambilkan dari stage 4
compressor. Dari titik ektraksi pipa dibagi menjadi 2 cabang / aliran.
Aliran pertama untuk udara perapat MBH 35 yang langsung dihubungkan pada
rumah bearing compressor, dimana alirannya ditentukan oleh orifice.
Aliarn udara didalam casing bearing compressor dibagi menjadi :
- Bagian 1, aliran menuju labirin seal dan masuk ke axial compressor setelah Variabel Inlet Guide Vane (VIGV)
- Bagian 2, aliran masuk diantara bagian bearing compressor dan casing udara intake, dengan demikian mencegah udara yang belum tersaring (udara kotor) masuk ke dalam compressor.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Gambar2 Inlet Kompressor (Aliran Udara Perapat)
Sistem Udara Pendingin dan Perapat MBH 31 Untuk Bagian Belakang Turbin
Aliran
/ cabang ke-dua dari percabangan pada stage 4 kompressor, udara
langsung dialirkan menuju bagian exhaust (pembuangan) melalui sebuah
orifice. Sebelum rumah bearing, pipa dibagi menjadi 2 cabang, oleh
karena itu aliran udara perapat dan pendingin masuk pada exhaust rumah
bearing dan berakhir pada 2 flange yang saling berhubungan. Aliran udara
melewati rumah bearing dan sekalian mendinginkan bagian akhir dari
shaft. Setelah itu udara keluar melalui celah antara exhaust bearing dan
shaft mencegah exhaust gas masuk ke bagian dalam exhaust bearing.
Kemudian udara keluar menuju exshaust gas. Seperti gambar dibawah ini
Gambar 3 Bagian Ujung Turbin (Aliran Udara Perapat)
Udara Pendingin MBH 32 Pada Bagian Ujung Turbin Blade
Udara
Pendingin MBH 32 untuk blade turbin stage 4 dan 5 dimbilkan dari
compressor stage 12 dengan menggunakan orifice. Stelah meninggalkan
saringan udara, udara mengalir menuju bagian ujung dari rotor. Kemudian
udara masuk ke rotor melalui lubang sampai menuju lubang pada shaft
chamber. Udara Pendingin disalurkan melalui lubang radial dan
mendinginkan ujung shaft yang mengalir dari dasar blade (sudu) turbin
stage 4 dan 5. Kemudian udara pendingin mengalir menuju exhaust gas.
Gambar 4 Bagian Turbin dengan Aliran Udara Pendingin
Udara Pendingin MBH34 Untuk Annular Combustor
Annular
Combustor didinginkan oleh udara compressor sisi discharge. Setelah
meninggalkan axial compressor udara masuk ke plenum, dari situ sebagian
besar aliran udara langsung menuju outer linier yang sedang terbuka yang
ada pada ruang bakar. Sedangkan sebagian kecil udara mengalir menuju
ruang diantara outer liner dan ruang bakar. Aliran udara yang langsung
menuju ruang antara outer liner dan ruang bakar membantu meningkatkan
proses pendinginan. Beberapa bagian udara pendingin masuk ke ruang bakar
langsung melewati lubang, sedangkan sisa udara yang merupakan bagian
utama udara pendingin mengalir melewati EV Burners.
Gambar 5 Aliran Udara Pendingin pada Combustor
Udara Pendingin MBH34 untuk Dudukan Vane dan Stage 1 dan 2 Vane pada Turbin
Beberapa
bagian aliran udara pendingin dari plenum yang berasal dari sisi
discharge compressor mengalir melewati lubang dan chanel sampai dudukan
vane dan mendinginkan bagian dasar vane turbin stage 3 dan 4.
Selanjutnya terjadi pendinginan pada bagian pelindung panas yang
terletak berhadapan dengan turbin stage 2 dan 3 (lihat gambar 4).
Udara pendingin untuk vane stage 2, masuk ke vane melalui lubang pada dudukan vane dan langsung dari plenum.
Udara pendingin untuk vane stage 1, disediakan langsung dari plenum sebanyak mungkin.
Vane baris 1 dan 2 pada bagian turbin adalah :
- Pendinginan bagian dalam dilakukan dengan cara perpindahan panas dari material vane (baja) ke udara pendingin.
- Pendinginan permukaan dengan cara memisahkan permukaan vane dari pembakaran gas. Diharuskan udara meninggalkan bagian dalam vane melalui lubang yang sudah ditentukan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Gambar 6 stage 1 vane Turbin dengan lubang Pendingin
Udara Pendingin untuk Blade (Sudu) 1, 2, da 3 Turbin
Udara
pendingin untuk 3 stage pertama dari turbin adalah aliran udara dari
sisi discharge compressor langsung diantara rumah rotor bagian dalam dan
shaft. Udara pendingin mengalir melalui annular casing dengan diarahkan
oleh nozzle pendingin udara sampai menuju lubang bagian depan sisi
masuk rotor turbin. Bagian pertama udara pendingin langsung menuju
lubang pendingin sudu turbin stage 1, 2, dan 3 yang didesain berlubang
sebagai tempat aliran udara. Setelah digunakan untuk mendinginkan, udara
dilepas ke aliran gas panas melewati lubang pada sisi samping dan atas
sudu. Sedangkan sisanya mengalir melewati bermacam-macam saluran,
mendingikan shaft, pelindung panas, dan bagian bawah sudu sebelum udara
pendingin digunakan untuk penambahan aliran udara pada pembakaran gas.
Gambar 7 Suplai pada sudu stage 1 dan aliran by-pass pada sudu stage 2 dan 3
OPERASI DAN SUPERVISI SECARA UMUM
Sistem
udara pendingin dan udara perapat harus beroperasi sesuai buku petunjuk
operasi. Dan beroperasi mulai dari start rotor sampai kembali unit shut
down.
PERALATAN PENGONTROL SYSTEM
Pengontrol Tekanan
- Pengukur tekanan MBA80 CP011/012/016 yang memonitor tekanan pada discharge compressor (Pk2) dan lhasil pengukuran ditampilkan pada Operation Station (OS). Hasil pengukuran ini selanjutnya sebagai persyaratan untuk menentukan Turbin Inlet Temperatur (TIT).
- Pengukur Tekanan MBA80 CP020 yang memonitor tekanan pada compressor stage 12 dan menampilkanya pda OS.
- Pengukur tekanan MBA80 031/032 yang memonitor sisi discharge compressor dan menampilkanya pada OS.
- Pengukur Differential MBH32 CP001 yang memonitor perbedaan tekanan antara compressor stage 12 dan exhaust bearing dan menampilkannya pada OS.
- Pengukur Differential Pressure MBH33 CP011 yang memonitor perbedaan tekanan antara sisi discharge compressor dan sisi inlet turbin bagian depan dan menampilkanya pada OS.
- Pengukur Differential Pressure MBH34 CP001/003 yang memonitor perbedaan tekanan antara sisi disharge compressor dan udara pendingin pada penutup ruang bakar dan menampilkanya pada OS.
Pengontrol Temperatur
- Pengukur Temperatur MBA30 CT009 yang memonitor temperature udara sebelum masuk bagian depan rotor pada ujung turbin.
- Pengukur Tempratur MBA80 CT001/002/003/004 yang memonitor temperature udara pada sisi discharge compressor dan menampilkanya pada OS.
PROTEKSI DAN PENYEBAB KESALAHAN
Fungsi
dari adanya peralatan proteksi adalah agar beroperasi secara aman dan
meningkatkan efisiensi dan keandalan unit. Adapun system proteksi yang
ada adalah :
- Alarm
- Protective Load Shedding (PLS)
- Trip
Semua system proteksi harus selalu di periksa agar berfungsi degan benar sehingga keandalan unit bisa dipertahankan.
MALFUNGSI OPERASI DAN KEMUNGKINAN PENYEBABNYA
Temperatur Rotor pada ujung Turbin tinggi
Pengontrol : Sensor temperature MBA30 CT009
Alarm : Terjadi jika bertambah melebihi setting temperature.
Penyebab : Terjadi kebocoran pada pipa udara pendingin.
Malfungsi Tranmitter Pengukur Tekanan
Pengontrol : Sensor Tekanan MBA80 CP011/012/016
Alarm : Terjadi jika satu atau dua transmitter mengalami malfungsi.
Trip : Terjadi jika 3 Trasmitter mengalami malfungsi.
Penyebab : Transmitter tidak fungsi atau mengalami kerusakan.
Settingnya tidak benar
Terjadi kebocoran pada pipa
Selenoid valve tidak bisa pada posisi buka.
Perbandingan
hasil pengukuran “differential pressure MBH32 CP001” ke “tekanan
compressor stage 11 MBA80 CP020 diluar angka setting yang diijinkan.
Pengontrol : Pressure transmitter MBH32 CP001 / MBA80 CP020.
Alarm
: Terjadi jika perbandingan tekanan MBH32 CP001 ke MBA80 CP020
bertambah melebihi range yang ditentukan.
Penyebab : Kompresso kotor
Terjadi kebocoran pada pipa blow of valve.
Perbandingan
hasil pengukuran “differential pressure MBH34 CP001 / MBH34 CP003” ke
“sisi discharge kompressor MBA80 CP031 / CP032 diluar angka setting yang
diijinkan.
Pengontrol : Pressure transmitter MBH34 CP001 / MBH34 CP003, MBA80 CP031 / CP032.
Alarm
: Terjadi jika perbandingan tekanan MBH32 CP001 ke MBA80 CP020 atau
MBH32 CP001 ke MBA80 CP003 bertambah melebihi range yang ditentukan.
Penyebab : Kebocoran pipa
Kompressor kotor.
Differential Pressure bertambah diluar range yang ditentukan.
Pengontrol : MBH32 CP001
Alarm : Terjadi jika differential pressure bertambah diluar range yang diijinkan
Penyebab : Kerusaka pada labirin seal
Kesalahan pengaturan baris VIGV
Valve untuk equalizing pengukuran terblokir tidak menutup.
Differential Pressure bertambah diluar range yang ditentukan
Pengontrol : MBH33 CP011
Alarm : Terjadi jika differential pressure bertambah diluar range I yang diijinkan.
PLS : Terjadi jika differential pressure bertambah diluar range II yang diijinkan.
Penyebab : Kesalahan pengaturan baris VIGV.
Subscribe to:
Posts (Atom)