Search This Blog

Thursday, August 9, 2012

Pengoperasian HSD Fuel Oil Supply pump

(Hubungan Arus motor dan Pressure outlet pompa)
     PLTU Pacitan yang berkapasitas 2 x 315 MW dilengkapi dengan HSD fuel oil supply pump yang digunakan memompa HSD (High Speed Diesel) untuk awal pembakaran (firing) sebelum menggunakan bahan bakar Batubara. Bahan Bakar HSD digunakan sampai beban unit 60 ~ 100 MW, setelah beban unit diatas 100 MW, bahan bakar untuk pembakaran di Furnace menggunakan bahan bakar Batubara.
        Sebagai operator sekiranya perlu untuk mengetahui karakteristik atau cara pengoperasian pompa HSD.
Spesifikasi HSD fuel oil supply pump:
Pompa
Model: Multi Stage pump 65AY50X9, Q=17.5 m3/h, H=470mH2O
65AY50X9, Q=17.5 m3/h, H=470mH2O
Motor
Model: YB280S-2-TH, 75kW, 380V
YB280S-2-TH 75Kw,380v

Dibawah ini adalah data bukaan Control Valve (CV) resirkulasi pompa, Arus motor (I) dan Tekanan outlet pompa (P). Data dibawah ini diambil saat melakukan start up HSD Oil Pump.


Dari data diatas dapat di buat grafik hubungan antara bukaan Control Valve (CV) resirkulasi pompa, Arus Motor (I) dan tekanan outlet pompa (P), seperti grafik dibawah ini :


Dari grafik di atas dapat di artikan :
     > Sebelum start bukaan CV resirkulasi >75%
     > Setelah discharge valve pompa full open, CV resirkulasi mulai di atur
     > Untuk mengatur current pompa dan pressure discharge pompa
     > Berdasarkan data diatas, semakin CV resirkulasi ditutup maka current pompa akan semakin turun  
        dan pressure discharge pompa semakin naik
     > Parameter pompa akan sebaliknya jika CV resirkulasi semakin di buka
     > Atur CV resirkulasi sedemikian rupa sesuai kebutuhan sehingga di dapat parameter kerja :
             Pressure Discharge : 3,4 ~ 3,6 Mpa
            Current pompa : 115 ~ 120 A

Kesimpulan
          Pada dasarnya dalam pengoperasian suatu peralatan contohnya pompa, yang perlu di monitor          adalah pressure (tekanan) outlet pompa dan motor penggerak pompa bekerja dengan aman dalam arti tekanan pompa dan arus motor bekerja dalam batasan operasi.
       
       Karakteristik pompa HSD dengan tipe pompa multi stage yang ada di PLTU Pacitan mempunyai karakteristik bahwa tekanan outlet pompa berbanding terbalik dengan arus motor penggerak pompa.
Dengan mengetahui karakteristik pompa ini maka dengan mudah kita mengambil tindakan apabila terjadi permasalahan saat akan mengoperasikan pompa maupun saat pompa telah beroperasi.

Demikian ulasan singkat mengenai pengoperasian pompa HSD semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.
Selamat Bekerja,……………















Sunday, August 5, 2012

Reaktor Nuklir



Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap. Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada orde pecahan detik dan tidak terkontrol.
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir, dan sering dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa kalangan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa piranti lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch fusor, di mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan radiasi neutron.

Friday, August 3, 2012

KOMPRESOR (VARIABEL INLET GUIDE VANE / VIGV SYSTEM)

FUNGSI SYSTEM
Pada Kompressor Gas Turbin GT 13 E 2 dilengkapi dengan Variabel Inlet Guide Vane (VIGV) dengan tujuan :
  1. Mempercepat prose start up gas turboset dan juga mempercepat proses pembentukan energi listrik.
  2. Mereduksi emisi NOx dengan jalan mengoptoimalkan perbandingan antar udara dan bahan baker.
  3. Mengatur pasokan udara yang menuju compressor untuk memenuhi persyaratan siklus Termodinamika.
  4. Memungkinkan untuk mengontrol beban saat 60 % beban dan beban maksimum.
KOMPONEN
Komponen utama VIGV System :
  1. Inlet guide vane row (52 vanes) dengan pengatur ring
  2. Linier Amplifier (hydraulic silinder.
  3. Pilot proporsional valve untuk linier amplifier.
  4. Peralatan safety
DISKRIPSI FUNGSI
Posisi angular pada row VIGV bertujuan untuk mengatur udara yang mengalir ke compressor axial saat start up dan beban penuh. Row disebut juga “zero” stage compressor yang dihubungkan pada adjustment ring melaluim tie rod. Adjusment ring di pasang pada compressor housing pada sisi inlet udara sehingga bisa bergerak melingkar mengelilingi compressor housing. Itu digerakan oleh linier amplifier yang dihubungkan dengan power oil system.
Pilot proporsional valve mengatur posisi dari linier amplifier dimana secara tidak langsung memonitor juga posisi/sudut VIGV row. Proportional valve memperbolehkan VIGV row bergerak sembarang posisi diantara posisi membuka dan menutup. Posisi angular VIGV row dan posisi piston proportional valve di monitor oleh converter electric. Posisi proporsional valve secara automatis di set pada siklus tertutup oleh sinyal electric melalui amplifier card dari EGATROL.

SISTEM OPERASI
Ada beberapa mode operasi pada VIGV system, antara lain :

START UP
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum gas turbin start posisi VIGV adalah tertutup (- 65º ). Saat rotor gas turbin start, VIGV mulai terbuka menuju posisi 0º. VIGV tetap pada posisi terbuka saat gas turbin melakukan proses purge (pembersihan). Setelah proses purging selesai dan ketika step ignition, posisi VIGV pada posisi start up yaitu bukaan -30º dan tetap pada posisi tersebut sampai putaran gas turbin mencapai 3000 rpm

NORMAL OPERASI (LOAD OPERATION)
Untuk mengontrol beban pada saat beban antara beban minimum dan 65% beban relative adalah dengan cara menaikan temperature turbin, untuk itu VIGV dijaga pada posisi idle. Sedangkan saat beban antara 65% beban relative sampai beban maksimum, VIGV dibuka penuh untuk menambah aliran massa udara pada gas turboset.

SHUT DOWN
Pada saat shutdown, persyaratan operasi VIGV berlawanan dengan saat operasi start up. Berdasarkan grafik dibawah ini dapat dijelaskan bahwa saat beban gas turbin turun pada 65 % relative beban maka posisi VIGV adalah posisi seperti star up yaitu buka dengan sudut -30º. Posisi ini dipertahankan selama beban turun, waktu pendinginan dan shut down sampai putaran rotor mencapai 35 rpm. Setelah itu VIGV menutup penuh sampai putaran rotor mencapai 0 rpm.

ROTOR BARRING
Pada saat Rotor Barring operasi, posisi VIGV menutup penuh.

COMPRESSOR Off Line Washing
Compressor Off Line Washing adalah proses pencucian compressor untu meningkatkan unjuk kerja dari kompresor. Pada proses ini terdapat proses Sprying dan Drying. Pada proses Sprying, posisi VIGV adalah buka penuh. Sedangkan saat proses Drying , posisi VIGV menutup dan kondisi idle.

STANDSTILL of Gas Turboset
Pada mode operasi ini, variable guide vane row pada posisi menutup penuh.

PERALATAN PENGONTROL
Perubahan sudut pada VIGV dikontrol oleh 2 peralatan yang dinamakan Agle Transmitter yang langsung mengirim sinyal ke Operator Station. Angle Tranmitter dipasang langsung pada shaft penggerak vane. Apabila deviasi perubahan sudut terlalu besar terhadap perubahan sudut yang diijinkan maka Angle Tranmitter akan mengirimkan alarm. Protection Load Shedding (PLS) akan aktif apabila terjadi perbedaan sudut actual dan sudut setting yang terlalu besar. Posisi actual transmitter akan dibandingkan dengan setting angka yang diberikan oleh EGATROL, apabila perbedaan terlalu besar maka PLS akan aktif.

KESALAHAN OPERASI DAN PENYEBABNYA
Kesalahan yang mungkin terjadi :
Penyebab         :     Electric controller dan angle transmitter tidak bekerja dengan baik.
Penanganan      :     Periksa semua peralatan baik mekanik atau elektrik sampai gas turbin dan VIGV pada kondisi normal operasi.
COOLING AND SEALING AIR SYSTEM di PLTG
Sistem Pendingin dan Perapat udara mempunyai tugas :
  1. Mendinginkan rotor dan shaft.
  2. Melindungi bagian-bagian atau spare part yang panas terutama pada ruang baker, vanes dan blade.
  3. Sebagai perapat pada inlet compressor untuk mencegah uadara yang tidak tersaring oleh filter masuk ke dalam compressor.
  4. Sebagai perapat bagian bearing untuk mencegah udara panas masuk kebagian dalam bearing.
Pendingin udara yang diambil dari stage compressor aksial yang berbeda-beda dan dari sisi buang compressor di alirkan kembali ke aliran udara panas.
Tekanan udara pendingin pada sisi ekstraksi selalu lebih tinggi dari pada sisi hisap/masuk sehingga mencegah terjadinya aliran balik.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA  SISTEM
  1. Sistem udara pendingin dan perapat MBH31 untuk bagian gas buang turbin  untuk mencegah masuknya udara panas ke dalam bearing.
  2. Sistem  udara pendingin MBH32 untuk stage 4 dan 5 pada turbin
  3. Udara pendingin dan perapat MBH34 untuk annular combustor
  4. Sistem udara pendingin MBH34 untuk dudukan vane pada stage 1 dan 2 dari vane turbin
  5. Sistem udara pendingin MBH34 untuk stage 1, 2, dan 3 dari blade turbin
  6. Sistem udara perapat MBH 35 untuk sisi inlet compressor
  7. Peralatan safety dan monitor.

Gambar 1 Pemipaan dan aliran Udara Pendingin dan Perapat

DESKRIPSI SISTEM
Sistem Udara Perapat MBH 35 Untuk Bagian Inlet Kompressor
Udara perapat untuk bagian inlet compressor diambilkan dari stage 4 compressor. Dari titik ektraksi pipa dibagi menjadi 2 cabang / aliran. Aliran pertama untuk udara perapat MBH 35 yang langsung dihubungkan pada rumah bearing compressor, dimana alirannya ditentukan oleh orifice. Aliarn udara didalam casing bearing compressor dibagi menjadi :
  1. Bagian 1, aliran menuju labirin seal dan masuk ke axial compressor setelah Variabel Inlet Guide Vane (VIGV)
  2. Bagian 2, aliran masuk diantara bagian bearing compressor dan casing udara intake, dengan demikian mencegah udara yang belum tersaring (udara kotor) masuk ke dalam compressor.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.



Gambar2 Inlet Kompressor (Aliran Udara Perapat)
 Sistem Udara Pendingin dan Perapat MBH 31 Untuk Bagian Belakang Turbin
Aliran / cabang ke-dua dari percabangan pada stage 4 kompressor, udara langsung dialirkan menuju bagian exhaust (pembuangan) melalui sebuah orifice. Sebelum rumah bearing, pipa dibagi menjadi 2 cabang, oleh karena itu aliran udara perapat dan pendingin masuk pada exhaust rumah bearing dan berakhir pada 2 flange yang saling berhubungan. Aliran udara melewati rumah bearing dan sekalian mendinginkan bagian akhir dari shaft. Setelah itu udara keluar melalui celah antara exhaust bearing dan shaft  mencegah exhaust gas masuk ke bagian dalam exhaust bearing. Kemudian udara keluar menuju exshaust gas. Seperti gambar dibawah ini



Gambar 3 Bagian Ujung Turbin (Aliran Udara Perapat)

Udara Pendingin MBH 32 Pada Bagian Ujung Turbin Blade
Udara Pendingin MBH 32 untuk blade turbin stage 4 dan 5 dimbilkan dari compressor stage 12 dengan menggunakan orifice. Stelah meninggalkan saringan udara, udara mengalir menuju bagian ujung dari rotor. Kemudian udara masuk ke rotor melalui lubang sampai menuju lubang pada shaft chamber. Udara Pendingin disalurkan melalui lubang radial dan mendinginkan ujung shaft yang mengalir dari dasar blade (sudu) turbin stage 4 dan 5. Kemudian udara pendingin mengalir menuju exhaust gas.



Gambar 4  Bagian Turbin dengan Aliran Udara Pendingin

Udara Pendingin  MBH34 Untuk Annular Combustor
Annular Combustor didinginkan oleh udara compressor sisi discharge. Setelah meninggalkan axial compressor udara masuk ke plenum, dari situ sebagian besar aliran udara langsung menuju outer linier yang sedang terbuka yang ada pada ruang bakar. Sedangkan sebagian kecil udara  mengalir menuju ruang diantara outer liner dan ruang bakar. Aliran udara yang langsung menuju ruang antara outer liner dan ruang bakar membantu meningkatkan proses pendinginan. Beberapa bagian udara pendingin masuk ke ruang bakar langsung melewati lubang, sedangkan sisa udara yang merupakan bagian utama udara pendingin mengalir melewati EV Burners.
Gambar 5  Aliran Udara Pendingin pada Combustor

Udara Pendingin MBH34 untuk Dudukan Vane dan Stage 1 dan 2 Vane pada Turbin
Beberapa bagian aliran udara pendingin dari plenum yang berasal dari sisi discharge compressor mengalir melewati lubang dan chanel sampai dudukan vane dan mendinginkan bagian dasar vane turbin stage 3 dan 4. Selanjutnya terjadi pendinginan pada bagian pelindung panas yang terletak berhadapan dengan turbin stage 2 dan 3 (lihat gambar 4).
Udara pendingin untuk vane stage 2, masuk ke vane melalui lubang pada dudukan vane dan langsung dari plenum.
Udara pendingin untuk vane stage 1, disediakan langsung dari plenum sebanyak mungkin.
Vane baris 1 dan 2 pada bagian turbin adalah :
  1. Pendinginan bagian dalam dilakukan dengan cara perpindahan panas dari material vane (baja) ke udara pendingin.
  2. Pendinginan permukaan dengan cara memisahkan permukaan vane dari pembakaran gas. Diharuskan udara meninggalkan bagian dalam vane melalui lubang yang sudah ditentukan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Gambar 6 stage 1 vane Turbin dengan lubang Pendingin

Udara Pendingin untuk Blade (Sudu) 1, 2, da 3 Turbin
Udara pendingin untuk 3 stage pertama dari turbin adalah aliran udara dari sisi discharge compressor langsung diantara rumah rotor bagian dalam dan shaft. Udara pendingin mengalir melalui annular casing dengan diarahkan oleh nozzle pendingin udara sampai menuju lubang bagian depan sisi masuk rotor turbin. Bagian pertama udara pendingin langsung menuju lubang pendingin sudu turbin stage 1, 2, dan 3 yang didesain berlubang sebagai tempat aliran udara. Setelah digunakan untuk mendinginkan, udara dilepas ke aliran gas panas melewati lubang pada sisi samping dan atas sudu. Sedangkan sisanya mengalir melewati bermacam-macam saluran, mendingikan shaft, pelindung panas, dan bagian bawah sudu sebelum udara pendingin digunakan untuk penambahan aliran udara pada pembakaran gas.



Gambar 7 Suplai pada sudu stage 1 dan aliran by-pass pada sudu stage 2 dan 3

OPERASI DAN SUPERVISI SECARA UMUM
Sistem udara pendingin dan udara perapat harus beroperasi sesuai buku petunjuk operasi. Dan beroperasi mulai dari start rotor sampai kembali unit shut down.
PERALATAN PENGONTROL SYSTEM
Pengontrol Tekanan
  1. Pengukur tekanan MBA80 CP011/012/016 yang memonitor tekanan pada discharge compressor (Pk2) dan lhasil pengukuran ditampilkan pada Operation Station (OS). Hasil pengukuran ini selanjutnya sebagai persyaratan untuk menentukan Turbin Inlet Temperatur (TIT).
  2. Pengukur Tekanan MBA80 CP020 yang memonitor tekanan pada compressor stage 12 dan menampilkanya pda OS.
  3. Pengukur tekanan MBA80 031/032 yang memonitor sisi discharge compressor dan menampilkanya pada OS.
  4. Pengukur Differential MBH32 CP001 yang memonitor perbedaan tekanan antara compressor stage 12 dan exhaust bearing dan menampilkannya pada OS.
  5. Pengukur  Differential Pressure MBH33 CP011 yang memonitor perbedaan tekanan antara sisi discharge compressor dan sisi inlet turbin bagian depan dan menampilkanya pada OS.
  6. Pengukur Differential Pressure MBH34 CP001/003 yang memonitor perbedaan tekanan antara sisi disharge compressor dan udara pendingin pada penutup ruang bakar dan menampilkanya pada OS.
Pengontrol Temperatur
  1. Pengukur Temperatur MBA30 CT009 yang memonitor temperature udara sebelum masuk bagian depan rotor pada ujung turbin.
  2. Pengukur Tempratur MBA80 CT001/002/003/004 yang memonitor temperature udara pada sisi discharge compressor dan menampilkanya pada OS.
PROTEKSI DAN PENYEBAB KESALAHAN
Fungsi dari adanya peralatan proteksi adalah agar beroperasi secara aman dan meningkatkan efisiensi dan keandalan unit. Adapun system proteksi yang ada adalah :
  1. Alarm
  2. Protective Load Shedding (PLS)
  3. Trip
Semua system proteksi harus selalu di periksa agar berfungsi degan benar sehingga keandalan unit bisa dipertahankan.

MALFUNGSI OPERASI DAN KEMUNGKINAN PENYEBABNYA
Temperatur Rotor pada ujung Turbin tinggi
Pengontrol           :     Sensor temperature MBA30 CT009
Alarm                  :     Terjadi jika bertambah melebihi setting temperature.
Penyebab            :     Terjadi kebocoran pada pipa udara pendingin.

Malfungsi Tranmitter Pengukur Tekanan
Pengontrol           :     Sensor Tekanan MBA80 CP011/012/016
Alarm                  :     Terjadi jika satu atau dua transmitter mengalami malfungsi.
Trip                     :     Terjadi jika 3 Trasmitter mengalami malfungsi.
Penyebab            :     Transmitter tidak fungsi atau mengalami kerusakan.
Settingnya tidak benar
Terjadi kebocoran pada pipa
Selenoid valve tidak bisa pada posisi buka.

Perbandingan hasil pengukuran “differential pressure MBH32 CP001” ke “tekanan compressor stage 11 MBA80 CP020 diluar angka setting yang diijinkan.
Pengontrol           :     Pressure transmitter MBH32 CP001 / MBA80 CP020.
Alarm                  :     Terjadi jika perbandingan tekanan MBH32 CP001 ke MBA80 CP020 bertambah melebihi range yang ditentukan.
Penyebab            :     Kompresso kotor
Terjadi kebocoran pada pipa blow of valve.

Perbandingan hasil pengukuran “differential pressure MBH34 CP001 / MBH34 CP003” ke “sisi discharge kompressor MBA80 CP031 / CP032 diluar angka setting yang diijinkan.
Pengontrol           :     Pressure transmitter MBH34 CP001 / MBH34 CP003, MBA80 CP031 / CP032.
Alarm                  :     Terjadi jika perbandingan tekanan MBH32 CP001 ke MBA80 CP020 atau MBH32 CP001 ke MBA80 CP003 bertambah melebihi range yang ditentukan.
Penyebab            :     Kebocoran pipa
Kompressor kotor.

Differential Pressure bertambah diluar range yang ditentukan.
Pengontrol           :     MBH32 CP001
Alarm                  :     Terjadi jika differential pressure bertambah diluar range yang diijinkan
Penyebab            :     Kerusaka pada labirin seal
Kesalahan pengaturan baris VIGV
Valve untuk equalizing pengukuran terblokir tidak menutup.

Differential Pressure bertambah diluar range yang ditentukan
Pengontrol           :     MBH33 CP011
Alarm                  :     Terjadi jika differential pressure bertambah diluar range I yang diijinkan.
PLS                    :     Terjadi jika differential pressure bertambah diluar range II yang diijinkan.
Penyebab            :     Kesalahan pengaturan baris VIGV.

Tuesday, July 31, 2012

Bagaimana Listrik itu di produksi

Bagaimana Listrik itu di produksi
















Listrik itu bisa dibangkitkan dengan menggunakan mesin pembangkitan baik yang kapasitas besar ataupun kecil, baik dengan sistem yang sederhana maupun yang komplek. Untuk bisa menggerakkan mesin pembangkit tentunya diperlukan suatu media untuk meng-konversi energi dari energi, kimia, panas, atau gerak menjadi energi listrik.

Untuk mesin-mesin pembangkit listrik di Indonesia, ada beberapa media atau bahan bakar yang dapat menggerakkan mesin-mesin pembangkit, antara lain :
  • Gas dan Minyak, digunakan pada PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
  • Air, digunakan pada PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
  • Batubara, di gunakan pada PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
  • Nuklir, digunakan pada PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Secara sederhana listrik itu dibangkitkan dengan diagram proses seperti gambar diatas. Pada gambar diatas batubara sebagai bahan bakar untuk membakar air yang ada di Boiler. Air yang ada di Boiler akan menghasilkan steam (uap) setelah proses pembakaran seperti kita memasak air. Uap yang dihasilkan dengan tekanan tinggi akan bergerak menuju Turbin untuk memutar Turbin. Turbin yang berputar dan satu poros dengan Generator tentunya akan memutar Generator juga. Karena didalam Generator terdapat proses Induksi listrik, maka dari Generator timbulah energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan Generator, akan dikirim ke sistem Transmisi dan jaringan kemudian di distribusikan ke pelanggan listrik.
Demikian proses produksi listrik secara sederhana.

Monday, July 30, 2012

PLTU 1 JATIM 2 x 315 MW, PACITAN, EAT JAVA














Gambar diatas drawing dari PLTU Pacitan. PLTU Pacitan dibangun di desa sudimoro kabupaten Pacitan dengan kapasitas 2 x 315 MW. Manufactur untuk main equipment dari PLTU tersebut dari DEC (Dongfang Electric Company) dari China. Kapasitas Boiler dari PLTU tersebut adalah mampu memproduksi Steam (Uap) 1025 T/h. Setelah melalui tahapan kontruksi dan commisioning semua peralatan sekarang PLTU tersebut dalam fase test - test untuk mengetahui kesiapan PLTU tersebut di gunakan untuk beroperasi guna memasok kebutuhan listrik PLN. Diharapkan dalam waktu dekat PLTU tersebut selesai test dan hasilnya memuaskan sehingga bisa berproduksi menghasilkan listrik intuk PLN.